Allah Subhanahu Wa Ta ala telah menjadikan umat
Islam bersih dalam kepercayaan, segala perkataan dan perbuatan dan
perkataannya. Kejujuran adalah barometer
kebahagian suatu bangsa. Tiada kuci
kebahagiaan dan ketentraman haqiqi melainkan bersikap jujur baik secara
vertikal maupun horizontal.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.”(QS. Al Isra : 36).
“Sesungguhnya jujur itu
menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur
niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada
kemunkaran, sedangkan kemunkaran itu menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang berdusta akan selalu
dicatat sebagai pendusta”(HR Bukhari Muslim).
Bohong
adalah perbuatan haram, karena membahayakan orang lain, tetapi dalam kondisi
tertentu berubah hukumnya menjadi mubah bahkan wajib. Para ulama menetapkan pembagian hukum dusta
sesuai dengan lima kategori hukum syar’i, meskipun pada dasarnya hukum
berbohong adalah haram. Adapun
pembagiannya sebagai berikut :
1.
Haram, yaitu kebohongan yang tak berguna menurut kacamata
syar’i.
2.
Makruh, yaitu dusta yang dipergunakan untuk memperbaiki
kemelut rumah tangga dan yang sejenisnya.
3.
Sunnah, yaitu seperti kebohongan yang ditempuh untuk
menakut-nakuti musuh Islam dalam suatu peperangan, seperti pemberitaan yang
berlebihan tntang jumlah tentara dan perlengkapan kaum kuslimin agar musuh
gentar.
4.
Wajib, yaitu seperti dusta yang dilakukan untuk menyelamatkan
jiwa seorang muslim atau hartanya dari kematian atau kebinasaan.
5.
Mubah misalnya yang dipergunakan untuk mendamaikan
persengketaan di tengah masyarakat.
Tetapi sebagian ulama berpendapat, semua bentuk
dusta adalah buruk dan harus dijauhi, sebab tidak sedikit ayat-ayat Al Qur’an
yang mencelanya.
Adapun
faktor pendorong terjadinya dusta adalah :
1.
Tipisnya rasa takut kepada Allah.
2.
usaha memutarbalikkan faktanya dengan berbagai motif.
3.
mencari perhatian.
4.
tiadanya rasa tanggung jawab dan berusaha lari dari
kenyataan hidup.
5.
kebiasaan berdusta sejak kecil.
6.
merasa bangga dengan kebohongannya.