Sebuah diskusi kecil di dalam ruang kelas, terdiri atas beberapa anak-anak muda 
dan masih murni belum terkotori oleh debu-debu ribawi. Sebuah pertanyaan 
terlontar, “Apa jadinya bila seluruh orang yang ada di dunia ini diberikan oleh 
Allah SWT satu kilogram emas perorang? 
Mereka dengan penuh tanda tanya 
dan merasa aneh menjawab “Ngga bakalan ada yang mau kerja”, “ngga bakalan ada 
yang jadi tukang sapu”, “ngga bakalan ada yang jadi sopir” tetapi ada satu 
jawaban smart yaitu, harga emas akan menjadi turun dan emas tidak akan berharga 
lagi. "Smart", saya bilang.
Pertanyaan kedua, “Apa jadinya bila Allah 
menjadikan semua orang dimuka bumi menjadi S-3 semua?” Ada banyak jawaban, 
“semua orang jadi pinter”, “semua akan jadi professor”, yang pasti harga 
pendidikan tidak akan semahal ini, bahkan boleh jadi ilmu begitu murahnya 
sehingga orang tidak merasa terhormat bila menyandang gelar S-3 lagi, karena 
tukang sapu pun bergelar S-3. 
Jadi apa yang kita cari? Apakah kekayaan 
yang begitu banyak, ataukah gelar yang terhormat? Mengapa Allah SWT tidak 
menciptakan semua orang dimuka bumi menjadi kaya dan mengapakah Allah SWT tidak 
menjadikan manusia bergelar S-3 semua. Mengapa ada yang perlu menjadi tukang 
tambal ban, penjaga sekolah, menjadi tukang sapu, menjadi sopir, menjadi tukang 
ojek. Mengapa Allah SWT tidak mengangkat mereka semua menjadi Presiden 
Indonesia? Atau menjadi Sekjen PBB? Atau menjadikan mereka semua menjadi Perdana 
Menteri atau Kanselir? 
Mungkin ini pertanyaan yang rada tolol, tapi 
pernahkah kita berpikir tentang hal ini? Ada apa dibalik semua ini? Bukankah 
bagi Allah SWT Maha Segalanya dan mudah bagi Allah menciptakan manusia menjadi 
Presiden semua dan mudah bagi Allah untuk menciptakan manusia ini menjadi 
Perdana Mentri semua. Tapi sudah sunnatullah ternyata Allah menginginkan manusia 
mengambil manfaat dari semua ini. Bila tak ada lagi tukang tambal ban, dapatkah 
kita bayangkan kesulitan yang akan terjadi yang menimpa kita? Bila tidak ada 
tukang sampah maka kita akan kebauan sampai berkilo-kilo meter, bila tidak ada 
yang menjadi tukang sapu maka apa jadinya lantai di rumah, kantor dan masjid 
serta tempat ibadah lainnya? 
Pemilu 2004 menjadikan semua rakyat 
Indonesia berkeinginan menjadi presiden RI dengan segala cara. Ada yang lewat 
konvensional, meskipun sudah bebas dari ancaman terdakwa tetapi ambisi masih 
ada. Ada pula yang menjual diri kepada masing-masing partai untuk mengangkat 
dirinya menjadi presiden meskipun bukan orang partai. Ada pula yang asik 
berkoar-koar menarik konstituen partainya agar terpilih menjadi presiden dengan 
berbagai macam cara.
Apakah yang diinginkan oleh Allah SWT sebenarnya? 
Hanya satu yang diinginkan oleh Allah SWT dan keinginan Allah SWT tidak 
diterjemahkan secara benar oleh umat manusia sejak dari nabi Adam sampai 
Muhammad SAW, yaitu menyembah Allah, sujud kepada Allah adalah lebih baik 
daripada menjadi seorang Presiden RI, sujud kepada Allah adalah lebih baik 
daripada menjadi seorang ketua DPR RI, sujud kepada Allah akan menyebabkan 
derajat orang menjadi tinggi, bukan sebaliknya. Apabila semua orang sujud kepada 
Allah, harga sujud bukan semakin rendah seperti harga emas, akan tetapi dengan 
sujud kepada Allah, Allah justru membukakan pintu barakah bagi seluruh penduduk 
yang sujud kepada-Nya, sujud menjadi sesuatu yang sangat mahal harganya dan 
tidak akan mengalami devaluasi.
Maukah kita sujud tengah malam dan 
mendoakan agar pemimpin kita adalah orang muslim, tidak berdusta, tidak khianat, 
tidak ingkar janji, tidak korupsi, tidak berzina, sejauh mana sujud kita kepada 
Allah telah merubah bangsa ini?
Husnul Yanwar 
husnul_ssi@yahoo.com
sumber : eramuslim 





