Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al Maa-idah, 5:8)
Allah-lah yang paling adil di antara yang adil. Neraca keadilan-Nya
melingkupi keseluruhan alam semesta. Dia akan menegakkan keadilan di antara para
hamba-Nya, di dunia dan di akhirat.
Allah, Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Melihat, mengatur
seluruh alam semesta dengan kebijaksanaan dan keadilan mutlak. Seluruh amal
manusia sepanjang hidupnya akan ditimbang dalam neraca Kemahaadilan Allah. Allah
menyatakan dalam Al Qur’an bahwa pelaku kejahatan takkan lolos tanpa hukuman
atas dosa mereka, sebaliknya perkataan baik walau hanya sepatah akan diberi
pahala:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS.
Al Zalzalah, 99:7-8)
Kebaikan dan keburukan tidaklah sama di mata Allah, dan Dia berkuasa atas
keduanya dengan keadilan mutlak. Tempat di mana keadilan mutlak Allah dapat
disaksikan dengan jelas adalah akhirat. Allah pasti tidak pernah lupa tentang
sesuatu pun, Dia-lah yang Maha Menepati janji. Setiap manusia, tanpa kecuali,
akan mendapatkan balasan di akhirat atas segala perbuatannya di dunia. Mereka
yang melakukan kejahatan akan dihukum, dan mereka yang beriman kepada Allah dan
beramal shaleh akan menerima pahala terbaik dari-Nya.
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan
hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (QS. An
Naazi'aat, 79:37-41)
sumber : majalah insight