Hal-hal
yang dapat membangkitkan bakti anak
Renungkanlah
betapa besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya.
“Dan
Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang
ibu-bapaknya. Ibunya telah mengan-dungnya dalam keadaan susah yang
bertambah-tambah dan melahirkannya dengan susah payah juga.” (QS. Al-Ahqaf
46:15)
“Dan
Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu-bapaknya. Ibunya
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah”. (QS. Luqman 31:14)
Bentuk-bentuk
Birrul Walidain
·
Memandang orangtua dengan pandangan cinta, penuh kasih dan gembira
“Seorang
anak yang memandang kepada orangtuanya dengan pandangan cinta, akan dicatat
Allah seperti amalan orang yang naik Haji Mabrur” (HR Ar-Rafi’i dan Al-Baihaqi)
·
Bersikap lemah lembut
“Dan ucapkanlah kepada ibu bapakmu perkataan yang mulia
dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
doakanlah: “Wahai Robb-ku, kasihanilah keduanya seperti keduanya telah mendidik
aku di waktu kecil.” (QS.
Al-Isra; 17:23-24)
Imam Al-Bukhari menjelaskan
tentang firman Allah diatas. Katanya: “Tunduklah kepada ibu-bapakmu seperti
seorang hamba kepada majikannya yang keras dan ganas.”
“Janganlah
kau berjalan di depannya, jangan duduk sebelum dia duduk, jangan kau panggil
dengan namanya, dan jangan kau memancing amarahnya.” (HR. At-Thabarni)
·
Minta izin sebelum masuk ke kamarnya
“Dan apabila anak-anakmu sudah mencapai usia baligh, maka
haruslah mereka meminta izin padamu (untuk masuk), seperti halnya orang-orang
sebelum mereka.” (QS. An Nur 24:59)
·
Berdiri menyambut ibu-bapak
“Siti Fatimah binti Rasul apabila ia datang mengunjungi
Rasulullah saw beliau bangkit menyongsongnya, mencium dan mempersilahkan sang
puteri duduk di tempat duduk beliau. Begitu juga jika Nabi Saw datang
mengunjungi buah hatinya, Fatimah bangun menyongsong beliau, mencium dan
mempersilahkan duduk di tempat duduknya.” (HR. Abu Daud dan At-Turmudhi)
Ini adalah
bentuk pengagungan, perendahan diri dan kepatuhan kepada keduanya atau
penampilan kasih sayang kepada keduanya.
·
Mendoakan ibu-bapak (17:23-24)
Betapa baiknya kalau engkau mendoakan kedua
orangtua setiap selesai membaca shahadat dalam shalat.
“Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua
orangtuamu, hanya kepada-Kulah semuanya akan kembali.” (QS. Luqman 31:14)
“Sungguh seorang hamba ditinggal pergi oleh salah seorang
atau oleh kedua ibu-bapaknya, sedang dia dalam keadaan durhaka. Namun sang anak
senantiasa berdoa dan memo-honkan ampun bagi keduanya, sehingga Allah
menetapkan-nya sebagai anak yang berbakti kepada orangtuanya.” (HR. Al-Baihaqi)
·
Berziarah ke kubur ibu-bapak
“Barangsiapa yang berziarah ke kubur orangtuanya atau
salah seorang dari keduanya pada tiap hari Jum’at, maka dosanya akan diampuni
Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang
tuanya.” (HR. At-Thabrani)
·
Membina hubungan baik dengan kawan ibu-bapak
Rasulullah
Saw. bersabda, “Siapa yang ingin berhubungan dengan ayahnya yang telah wafat,
hendaklah dia menghubu-ngi kenalan dan saudara-saudara ayahnya, sesudah ayahnya
meninggal”.(HR. Abdur Razzaq)
Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya bakti anak yang paling utama adalah hubungan baik si
anak dengan keluarga kawan baik ayahnya.” (HR. Muslim)
·
Melunasi hutang keduanya sesudah keduanya
meninggal dunia
·
Menepati nazarnya
Seorang dari Bani Salamah bertanya “Ya Rasulullah, apakah
sesudah ibu bapakku meninggal dunia, masih ada sisa bakti yang dapat aku
persembahkan kepada keduanya …? Rasulullah Saw. mengangguk dan bersabda: “Ya
dengan jalan mengirimkan doa untuk keduanya, memohonkan ampun, menepati janji dan
nadzar yang pernah diikrarkan ibu-bapakmu, memelihara hubungan silaturahmi dan
memuliakan sahabat keduanya.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
·
Tidak menyebabkan orang memaki-maki kepada
keduanya
Bahwasanya Nabi saw. bersabda: Daripada dosa-dosa besar
ialah seseorang yang memaki kedua ayah-bundanya. Sahabat bertanya: Ya
Rasulullah adakah seorang yang memaki ayah-bundanya? Jawab Nabi: Ya. Dia memaki
ayah orang lain, maka dibalas memaki pada ayahnya atau dia memaki ibu orang
lain, lalu dibalas memaki pada ibunya (HR. Bukhari, Muslim)
bersambung....