085215115650

Ads

Headlines News :
Home » » Politisi Belanda Geert Wilders Melarang Pembangunan Masjid

Politisi Belanda Geert Wilders Melarang Pembangunan Masjid

Written By Admin on Senin, 09 Juli 2012 | Senin, Juli 09, 2012

Geert Wilders politikus Belanda, pemimpin partai sayap kanan, Partai Kebebasan, yang sangat terkenal di seluruh daratan Eropa, dan mendapatkan dukungan kalangan sayap kanan Eropa, yang mengkampanyekan anti Islam. Weelder, ketika berbicara dalam sebuah pertemuan di Denver, Kanada, menyerukan agar seluruh negara di Barat, melarang pembangunan masjid baru, Sabtu.

Suara Wilders itu, seperti dinamit, yang meledak dengan keras, dan membangunkan kesadaran seluruh warga di daratan Eropa, tentang ancaman Muslim dan Islam. Wilders dengan sangat keras terus menerus melakukan kampanye di berbagai forum, yang menentang keberadaan imigran Muslim dari berbagai negara Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Wilders, menginginkan agar setiap otoritas di negara Barat, tidak memberikan kelonggaran dan izin terhadap aktivitas kalangan Muslim, termasuk pembangunan masjid.

Wilders menjadi pembicara tamu di KTT kelompok Konservatif Barat, di mana ia memperingatkan 1.000 tokoh konservatif terhadap bahaya Islam: "Jika kita tidak berhasil menghentkan terjadinya Islamisasi, kita akan kehilangan segalanya: identitas, budaya, sistem demokrasi, kebebasan, dan peradaban kita,", ungkap The Statesman Colorado.

Wilders adalah pendiri partai sayap kanan Partai Kebebasan di Belanda yang sekarang menjadi kelompok politik terbesar ketiga di negara itu.Wilders juga menulis buku : "Warning To The Death: Perang Islam melawan Barat dan Kita". Wilders, sekarang kemanapun mendapatkan pengawalan yang sangat ketat, sejak kalangan Islamis mengancam akan membunuhnya, karena penghinaan terhadap ajaran Islam.

Seruan Wilders  melarang  pembangunan masjid baru di seluruh Barat mendapatkan dukungan, diantaranya  Senator Kevin Grantham yang mengatakan, masyarakat Barat dan pemerintahannya  layak mempertimbangkan peringatan politisi Belanda itu", ujarnya.

"Anda tahu, kami harus mendengar lebih banyak tentang itu, karena, seperti kata dia, masjid tidak seperti gereja-gereja. Muslim memikirkan masjid lebih sebagai pijakan ke dalam masyarakat, sebagai pijakan ke masyarakat, lebih dalam budaya dan dalam arti nasionalis. Gereja-gereja kita - kita tidak merasa seperti itu, mereka tempat ibadah, dan masjid tidak hanya itu, dan kita perlu memperhitungkannya ketika menyetujui pembangunan dari mereka ", tambah Kevin.

Wilders juga memperingatkan terhadap setiap pemberian kesempatan bagi hukum Syariah (hukum Islam) - dalam setiap ruang sidang Barat, dan mengatakan itu sudah "terlambat" untuk menjaga Islam keluar dari negara ini, tambahnya.

"Negara Anda sedang menghadapi jihad siluman, upaya Islam untuk memperkenalkan hukum Syariah sedikit demi sedikit terus berlangsung," katanya kepada para audien yang berjumlah  1.000 peserta.

Wilders  mendesak anggota parlemen Amerika untuk mengabaikan, "Ejekan dari media liberal ... dan akan memberikan kekuatan kepada kalangan Islam", tegasnya. Wilders menginginkan adanya tindakan tegas dengan :  "Menghentikan imigrasi dari negara-negara Islam."

The Statesman Colorado melaporkan bahwa respon terhadap Wilders, sangat beragam: "Wilders menerima sambutan tepuk tangan dengan berdiri, dan diulang-ulang selama 45-menit ceramahnya".

"Saya tidak punya masalah dengan Muslim," kata Wilders dalam sambutannya. "Ada banyak kaum Muslim moderat. Saya selalu membuat perbedaan antara orang-orang dan ideologi. Ada muslim moderat memang banyak. Tapi percayalah, tidak ada yang namanya Islam moderat - hanya ada satu Islam, dan itu adalah sebuah ideologi. Berbahaya, dan totaliter, tidak toleran, cenderunga kepada kekerasan, yang tidak boleh ditoleransi oleh masyarakat Barat ", ujarnya.

Film Wilders "Fitna" yang sangat menghina kepada Islam, dan telah menimbulkan kecaman yang sangat luas di dunia Islam, dan film itu dirilis pada tahun 2008. Film dibuka dengan Quran diikuti dengan gambar serangan 9/11 dan pemboman Madrid dan London.

Wilders ditolak masuk ke Inggris pada tahun 2009 dengan alasan keamanan publik setelah ia menggambarkan Quran sebagai kitab yang mengajar kekerasan. Begitulah kaum kafir. Wilders telah pula menerbitkan tentang "buku fasis", dan dinilai telah  "Menghasut kebencian." Wilders tak lain, cecunguk Yahudi, yang terus menggembar-gemborkan anti Islam. mi
sumber : www.voa-islam.com

Share this post :
 
Support : Cermat Media | Abu Izzan
Copyright © 2013. Blog Nurdin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger